loading...
Sifat Koligatif Larutan
Standar
kompetensi :
1. Menjelaskan sifat-sifat koligatif
larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Kompetensi dasar :
1.1 menjelaskan penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku, larutan
dan tekanan osmotik termasuk sifat koligatif larutan.
1.2 Membandingkan antara sifat koligatif
larutan non-elektronik dengan sifat koligatif larutan elektronik yang
konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan.
Sifat koligatif larutan
adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya
zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah
dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan
didapat suatu larutan yang mengalami:
didapat suatu larutan yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan
ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah
partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan
larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit
tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan
dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif
larutan elektrolit.
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Pada setiap suhu,
zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan
ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke
dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena
zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan
penguapan berkurang.
Menurut Roult :
p = po . XB
keterangan:
p : tekanan
uap jenuh larutan
po : tekanan uap jenuh pelarut
murni
XB : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka
persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
Sehingga :
ΔP = po . XA
keterangan:
ΔP
: penuruman tekanan uap jenuh pelarut
po : tekanan uap
pelarut murni
XA : fraksi mol zat
terlarut
Kenaikan Titik Didih
Adanya penurunan tekanan uap jenuh
mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
ΔTb = m . Kb
keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih (oC)
m =
molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal
karena m = (W/Mr)(1000/p)
(W menyatakan massa zat terlarut),
maka kenaikan titik didih larutan dapat dinayatakan sebagai:
ΔTb = (W/Mr)(1000/p) . Kb
Apabila pelarutnya air dan tekanan
udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai :
Tb = (100 + ΔTb) oC
Penurunan Titik Beku
Untuk penurunan titik beku
persamaannya dinyatakan sebagai:
ΔTf = m . Kf
= (W/Mr)(1000/p) . Kf
ΔTf = penurunan titik beku
m =
molalitas larutan
Kf = tetapan
penurunan titik beku molal
W = massa zat
terlarut
Mr = massa molekul relatif zat
terlarut
p =
massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan
udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (O – ΔTf)oC
Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis adalah tekanan yang
diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul
pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis)
seperti ditunjukkan pada.
Menurut Van’t hoff tekanan osmosis
mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmosis = Π ,
maka :
π° = M R T
π° = tekanan osmosis
(atmosfir)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
Larutan yang mempunyai tekanan
osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
Larutan yang mempunyai tekanan lebih
tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
Larutan yang mempunyai tekanan
osmosis sama disebut Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya
mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan
larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan
non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Contoh :
Larutan 0.5 molal glukosa
dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.
Untuk larutan glukosa dalam air
jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka
konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
Yang menjadi ukuran langsung dari
keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat
ionisasi ini dinyatakan sebagai :
α° =
jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula
Untuk larutan elektrolit kuat, harga
derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya
berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar kemampuan ini,
maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat
koligatifnya.
Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan
sebagai :
ΔTb = (W/Mr)(1000/p)
. Kb . i
i = [1+ α(n-1)]
n
menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.
Untuk
Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai :
ΔTf = (W/Mr)(1000/p)
. Kf . i
i = [1+ α(n-1)]
Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan
sebagai :
π° = C R T [1+ α(n-1)]
Catatan:
Jika di dalam soal tidak diberi
keterangan mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita mengetahui bahwa
larutannya tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat ionisasinya dianggap
1.
Sifat koligatif larutan
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, ilmu pengerahuan, dan industri. Yakni
:
- Membuat Campuran Pendingin
Cairan pendingin adalah
larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0 derajat Celcius. Cairan
pendingin digunakan pada -pabrik Es, juga digunakan untuk membuat es
putar.Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam
air.
Pada pembuatan Es Putar,
Cairan pendingan dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan Es batu
dalam sebuah bejana berlapis kayu, Oada pencampuran itu, es batu akan mencair
sementara suhu turun . Selanjutnya, campuran bahan pembuat es putar dimasukan
ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerusdiaduk sehingga campuran
membeku.
- Antibeku
Antibeku adalah zat yang
ditambahkan kedalam suatu cairan untuk menurunkan titik bekunya. Antibeku
mencegah pembekuan cairan yang digunakan sebagai pendingin, misalnya dalam
pesawat terbang dan kendaraan bermotor. Zat anti beku yang ideal adalah zat
yang dapat larut dalam cairan pendingin sendiri, mempunyai viskositas dan
konduktivitas listrik yang rendah, titik didih tingggi, tidak korosif, dan
mempunyai daya hantar panas yang baik. Antibeku yang banyak digunakan dalam
kendaraan bermotor berupa etinglikol. Selain menurunkan titik beku, antibeku
juga menaikan titik didih, sehingga mengurangi penguapan.
Lapisan salju di jalan
raya dapat membuat kendaraan tergelincir atau selip, sehingga perlu
disingkirkan. Lapisan salju tersebut sebagian besar dapat disingkirkan dengan
buldoser, namun untuk membersihkana digunakan garam dapur atau urea. Prinsip
dasar dari proses ini juga berdasarkan penurunan titik beku.
[update]
- Penentuan Massa Molekul Relatif
Pengukuran sifat
koligatif dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif zat terlarut.
Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat
terlarut (jumlah zat).
Contohnya dengan
mengetahui massa zat terlarut serta nilai penurunan titik bekunya ., maka massa
molekul relatif zat terlarut dapat ditentukan.
- Membuat cairan Fisiologi
Cairan infus dan
berbagai cairan fisiologilainya, seperti obat tetes mata, harus isotonik dengan
cairan tubuh kita. Oleh karena itu , konsentrasinya perlu disesuaikan. Anda
tentu mengetahui bahwa salah satu masalah yang dihadapi korban kecelakaan
ditengah laut yang terpaksa harus terapung-apung berhari-hari yaitu rasa haus.
Meminum air laut tidak akan menghilangkan rasa haus, malah sebaliknya akan
menambah rasa haus. Hal itu terjadi karena air laut hipertonik terhadap cairan
tubuh kita. Akibatnya air laut justru akan menarik air dari jaringan tubuh.
- Desalinasi Air larut melalui
Osmosis balik
Telah disebutkan bahwa
osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari
larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi
jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan
osmotiknya
Osmosis balik digunakan
untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan osmotiknya, air
dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang
permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air.
Penggunaan lain dari
osmotik balik, yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum
dilepas ke lingkungan bebas.
Pengetahuan Sifat Koligatif Larutan
Memasak mie instan tentu bukan
pekerjaan sulit bagi anda. Hanya merebus air sampai mendidih kemudian mie
dimasukkan beserta bumbunya. Setelah itu, dipanaskan beberapa saat, mie pun
siap dihidangkan. Namun, pernahkah anda mengamati kondisi berikut. Mendidihkan
air saja tanpa mie di dalamnya akan lebih cepat dibandingkan mendidihkan air
yang di dalamnya terdapat mie. Apabila diukur menggunakan termometer, ternyata
suhu keduanya berbeda pada saat mendidih. Titik didih air tanpa mie lebih
rendah. Taukah anda mengapa hal itu dapat terjadi?
Dalam kehidupan sehari-hari kita
jarang menemui materi dalam keadaan murni. Sebagian materi dalam keadaan
campuran, baik homogen maupun heterogen. Campuran homogeny sering disebut
larutan. Larutan adalah campuran homogeny antara dua atau lebih materi murni.
Komponen pada larutan ada dua, yaitu zat terlarut (solut) dan pelarut (solven).
Di dalam larutan, zat terlarut terdispersi secara merata (homogen) dalam
pelarut. Sifat larutan merupan perpaduan antara sifat zat terlarut dan sifat
pelarutnya.
Sebagai contoh larutan garam. Garam
sebagai zat terlarut berfase padat dan berasa asin. Sementara itu, air sebagai
pelarut berfase cair dan tidak berasa. Larutan garam berfase asin dan berasa
asin. Kita tidak dapat lagi membedakan antara komponen air dan garam.
Baja merupakan komponen besi dan
yang lain, seperti karbon (kokas). Besi berifat liat dan lentur, sedangkan
karbon (kokas) bersifat rapuh. Perpaduan ini menghasilkan baja dengan kekuatan
dan kekerasan yang berbeda dari komponen penyusun campurannya.
Sifat larutan yang tidak tergantung
pada jenis zat terlarut tetapi tergantung pada jumlah relatif zat terlarut dan
pelarut disebut sebagai sifat koligatif. Sifat koligatif
larutan meliputi penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih, penurunan
titik beku, dan tekanan osmotik.
loading...
thanks mas atas artikelnya sangat membantu tugas saya
ReplyDeletesaya Refa dari Mahasiswa Politeknik Kediri mengucapkan terima kasih banyak..