loading...
Definisi Majas
Majas
adalah gaya bahasa atau pilihan kata untuk mengungkapkan perasaan.
Majas
terdiri dari 4 golongan :
1.
Majas
penegasan
2.
Majas
perbandingan
3.
Majas
pertentangan
4.
Majas
sindiran
Majas
penegasan :
1.
Repetisi : gaya bahasa yang mengulang
2.
Paralelisme : pengulangan khusus hanya ada didalam
puisi
a.
Anafora : pengulangan di awal
b.
Epifora : pengulangan diakhir atau ditengah
3.
Klimaks : majas dengan
menggunakan urutan kata kecil ke besar atau makin lama makin memuncak
pengertiannya.
Contoh : anak, remaja, dewasa, tua berbondong-bondong
menonton konser.
4.
Antiklimaks : berbanding terbalik dengan majas klimaks
yaitu makin lama makin menurun.
Contoh : satu juta, 100 ribu, 1000, atau bahkan
sepeserpun tidak pegang uang.
5.
Pleonasme : majas penegasan yang menggunakan kata
yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi. Karena arti kata tersebut sudah
terkandung dalam kata sebelumnya.
Contoh : salju putih turun rintik-rintik.
Majas
perbandingan :
1.
Hiperbola : gaya bahasa yang mengandung
pernyataan yang berlebihan
2.
Personifikasi : gaya bahasa yang mengungkapkan benda-benda
mati seakan hidup
3.
Metonimia : penamaan suatu benda menggunakan nama
pabrik atau merk dll.
4.
Metafora : gaya bahasa perbandingan dengan
membandingkan 2 hal sekaligus tetapi dengan cara yang singkat dan padat.
5.
Analogi : membandingkan 2 hal
yang berbeda tetapi punya sifat yang hamper sama.
6.
Sinekdoke : gaya bahasa yang menyebutkan nama
bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya. Ada 2 yaitu :
a.
Pars
pro toto : menyebut atau yang menulis
sebagian untuk menyebut keseluruhan.
b.
Totem
pro parte: menulis seluruh untuk menyebut sebagian.
7.
Asosiasi : gaya bahasa
perbandingan bersifat membandingkan sesuatu dengan keadaan lain karena adanya
persamaan sifat.
Majas
pertentangan :
a.
Paradoke : aya bahasa yang melukiskan sesuatu
seolah-olah bertentangan, padahal maksud sesungguhnya tidak karena objoknya
berlainan.
b.
Antithesis : gaya bahasa yang berlawanan arti
c.
Litotes : gaya bahasa yang ditujukan untuk
mengurangi kenyataan yang sebenarnya untuk merendahkan diri.
d.
Okupasi : gaya bahasa yang
melukiskan sesuatu dengan bantahan,tetapi kemudian diberi penjelasan atau
diakhiri dengan kesimpulan.
e.
Oksimoran : gaya bahasa yang antara
bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Majas
sindiran :
a.
Ironi : majas sindiran yang
melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya dari yang sebenarnya dengan
maksud untuk menyindir.
b.
Sinisme : ironi yang agak kasar
(lebih kasar).
c.
Sarkasme : sindiran yang paling kasar.
d.
Satire : gaya bahsa berbentuk penolakan
dan mengandung sindiran dengan maksud agar sesuatu yang salah dicari
kebenarannya.
Contoh-contoh
majas :
a.
Analogi
dan metafora :
1.
Raja
siang kembali k peraduannya
2.
Dewi
malam muncul dari balik awan
3.
Banyak
bunga bangsa tewas pada agresa di Timur-timur
b.
Pars
pro toto :
1.
Hendri
mempunya burung 5 ekor
2.
Sudah
5 hari dia tak kelihatan batang hidungnya.
c.
Totem
pro parte :
1.
Indonesia
memenangkan piala emas olimpiade
2.
Kaum
wanita memperingati Hari Kartini.
d.
Asosiasi :
1.
Wajahnya
bulat pasih bagai bulan kesiangan
2.
Semangatnya
keras bagai baja
e.
Paradoke : hendri kesepian meskipun ia tinggal
dalam kelas yang seramai ini.
f.
Antithesis : cantik, jelek, kaya, miskin, bukan
ukuran bagi seorang wanita
g.
Litotes : silahkan mampir ke gubug saya.
h.
Okupasi : merokok itu merugikan
kesehatan tetapi para perokok seolah tidak mau peduli dengan nasihat yang baik
itu.
i.
Oksimoran : nuklir adalah senjata pemusnah masal
tetapi dapat juga menyejahterakan.
j.
Ironi : harum benar pagi ini (padahal
baunya menyengat habis olahraga)
k.
Sinisme : tulisan mu bagus
sekali seperti cakaran ayam.
l.
Sarkasme : dasar otaku dang, dasar muka badak
m.
Satire : sepintas lalu dia kayak
perampok tapi jangan tergesa-gesa menuduhnya, kita harus menyelidiki dulu.
loading...
No comments:
Post a Comment